Langsung ke konten utama

LATAR BELAKANG KASUS MARSINAH - IDENTITAS DAN MULTIKULTURALISME



             Marsinah merupakan seorang buruh arloji PT. Catur Putra Surya, sewaktu kecil ia di asuh oleh sang nenek tanpa campur tangan orang tua, ia tumbuh tidak seperti anak kecil seharusnya, membantu neneknya bekerja berjualan kue untuk membantu tambahan uang jajan, Pendidikanya pun terhenti karena ekonomi yang tidak berkecukupan, marsinah telah termarjinalisasi secara ekonimi dan Pendidikan, akibat miskinya kehidupan di desa marsinah akhirnya menghentikan cita-citanya untuk bersekolah, dan karena banyaknya hutang melilit keluarganya, marsinah memutuskan untuk mencari pekerjaan di sidoarjo dan mendapatkan pekerjaan sebagai seorang buruh di PT. Catur Putra Surya, namun di sana banyak sekali menemukan kecurangan yang di lakukan oleh pimpinan perusahaan, namun karena marsinah berasal dari desa dan tidak memiliki kekuatan untuk melawan akhirnya memaksa marsinah untuk pasrah dan menerima yang mana tidak lain marsinah adalah seorang perempuan jawa, nglundo, Jawa Tengah yang selalu di ajarkan untuk  nrimo, pasrah, lembah amanah, setia dan halus yang menguatkan posisi marsinah tidak sejajar dengan seorang laki-laki  dan selalu menjadi korban dominasi laki-laki, kondisi ini membekukan marsinah sebagai seorang perempuan sesuai dengan konstruksi social masyarakat Jawa yang acap kali meminggirkan peran perempuan.
            Pada saat itu angka kemiskinan sangatlah tinggi, kesempatan inilah yang membuat para pimpinan perusahaan memanfaatkan tenaga kerja buruh untuk bekerja penuh dan berlebihan demi meraup keuntungan sebanyak-banyaknya akan tetapi penghasilan yang di terima sangat sedikit dan belum mencukupi untuk memenuhi kehidupan sehari-hari , marsinah tereksloitasi dalam pekerjaanya, sampai akhirnya marsinah memberanikan diri untuk mengajak rekan kerjanya untuk melakukan aksi demo untuk menuntuk kenaikan upah kerja dan hak lainya, namun akibat keberanian marsinah tersebut harus mendapatkan ancaman kekerasan dan akhirnya dibunuh.
            Marsinah termarjinalisasikan akibat ia seorang yang berasal dari kalangan yang tidak mampu dan memiliki Pendidikan yang rendah yang menebabkan ketidakberdayaan dan tereksploitasinya oleh pimpinan perusahaan, budaya jawa yang memaksa dirinya sebagai seorang perempuan untuk pasrah dan nrimo, membuat dirinya pasrah terhadap kekerasan yang terjadi ketika menjadi buruh arloji, dan ketika marsinah memberanikan diri untuk melawan justru ia di lenyapkan oleh pimpinan perusahaan dengan  cara yang mengenaskan.




 








Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH CRITICAL REVIEW TULISAN POLA RELASI BISNIS DAN POLITIK DI INDONESIA MASA REFORMASI: KASUS RENT SEEKING

CONTOH CRITICAL REVIEW TULISAN POLA RELASI BISNIS DAN POLITIK DI INDONESIA MASA REFORMASI: KASUS RENT SEEKING Tulisan ini merupakan bentuk critical review dari Jurnal Wacana Politik - Jurnal Ilmiah Departemen Ilmu Politik Vol. 1, No. 1, Maret 2016: 41 – 52 yang di tulis oleh ratna solihah Departemen Ilmu Pemerintahan FISIP Univeritas Padjajaran dengan nomor ISSN 2502 – 9185 Jurnal ratna solihah yang berjudul “ pola relasi bisnis dan politik di Indonesia masa reformasi: kasus rent seeking ” secara umum menjelaskan bagaimana pola relasi bisnis dan politik di era reformasi yang melibatkan actor politik untuk membagi sumber daya negara dengan para pelaku bisnis yang mana pemburu rente melakukannya secara terbuka di era demokrasi. Pemburu rente yang terjadi di era reformasi tidak terlepas dari pengaruh rente dari rezim orde baru yang sudah bertransformasi berdasarkan situasi politik saat ini melalui berdasarkan rezimnya, yang dari orde baru ke masa demokratis di era ref...

TATAPERILAKU PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL

Etika dalam Bahasa Yunani, “ethos” yang jika di kaji dalam bentuk tunggal artinya tempat, tinggal yang biasa, kebiasaan, padang rumput, adat, kendang, akhlak, perasaan, cara berfikir dan sikap. Dan jika adalam bentuk yang jamak yaitu “ta etha” artinya adat kebiasaan atau jika dalam Bahasa arab etika yaitu ilmu yang mempelajari akhlak manusia, [1] atau para etikawan mendefiniskan etika sebagai “ethics is the study of moral” etika adalah studi tentang pandangan moral dan tindakan manusia. Hegemoni luar terhadap kita menjadi lebih kuat dengan adanya globalisasi, dimana semua hal dapat masuk dengan mudah melalui, koran, media elektronik, internet, tanpa filter yang kuat, serta penanaman karakteristik kebudayaan yang lemah menjadikan orang mudah terhegemoni oleh kebudayaan dari luar yang mana hal itu menjadikan budaya dan karakteristik suatu wilayah akan hilang dari kepribadianya, sehingga menjadikan kita menjadi tidak lagi seperti diri sendiri maka dari itu pendidikan mengenai e...

IMPLEMENTASI ETIKA PEMERINTAHAN DI ARAB SAUDI

Kelompok 5 : 1.       Gita Permata Lestari (6670170016) 2.       Dede Surya Lesmana (6670170067) 3.       Yugni Maulana Aziz (6670170056) 4.       Endiansyah Pratama 5.       Dzikri Fadillah 6.       Yusuf Mardani Febria 7.       Nabilah Yasmin Belladina Kelas : III C Ilmu Pemerintahan Mata Kuliah : Etika Pemerintahan ETIKA PEMERINTAHAN DI ARAB SAUDI A.     Pengertian Etika             Etika secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang baik, atau ethikos yang berarti yang berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik. sedangkan secara terminologis etika merupakan pengetahuan yang membahas baik dan b...